Dibelakang Takdir



Sebenarnya, saya tidak benar-benar bisa bermain gitar;
sebenarnya, saya tidak mahir dalam membuat film;
sebenarnya, saya tidak mahir berbicara di depan publik;
sebenarnya, saya tidak pernah benar-benar mengisi soal-soal esai itu dengan tepat;
sebenarnya, saya tidak benar-benar senang berada di tempat ini;
sebenarnya, saya tidak bisa menggambar;
sebenarnya, skill intrapersonal saya tidak bagus;
sebenarnya, saya tidak pandai memimpin;
sebenarnya, saya tidak benar-benar bisa berkomputer;
sebenarnya, saya tidak benar-benar bisa membuat poster;
sebenarnya, saya tidak bisa berjualan;
sebenarnya, saya tidak benar-benar bisa mengoordinasi;
sebenarnya, saya tidak sebenarnya bisa mengerjakan semuanya sekaligus.

TakdirNya lah yang memberi kesempatan saya mengerjakan semuanya.
Dia memberi ruang, waktu, materi dan pilihan-pilihan.
Pada akhirnya pertanyaan bagi saya adalah tentang mau-diambil-apa-tidak pilihan-pilihan itu, walaupun saya tidak benar-benar ahli di bidangnya.
Mudah-mudahan berujung pada pengerucutan skill deh.
#wtf

2 pemikiran pada “Dibelakang Takdir

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.